Wahai Pemuda, Demokrasi Bukan Jalan Perubahan Kita!

* The preview only display some random pages of manuals. You can download full content via the form below.

The preview is being generated... Please wait a moment!
  • Submitted by: Rizky M Faisal
  • File size: 442.8 KB
  • File type: application/pdf
  • Words: 936
  • Pages: 4
Report / DMCA this file Add to bookmark

Description

06/10/13

Wahai Pemuda, Demokrasi Bukan Jalan Perubahan Kita!

Wahai Pemuda, Demokrasi Bukan Jalan Perubahan Kita! Oleh Prisna Defauzi Suka · Komentari

Oleh: Prisna Defauzi #KampanyeKebangkitanPemuda2013 Perubahan identik dengan pemuda. Frase ini sejatinya bukan sekedar jargon belaka, melainkan sesuai dengan realitas. Sejarah mencatat, setiap perubahan yang terjadi tidak pernah lepas dari peran pemuda, termasuk di Indonesia. Lengsernya presiden Soeharto dari puncak kekuasaan adalah bukti nyata peran pemuda dalam perubahan. Berbicara pemuda, tentu saja yang pertama kali tersirat dalam benak kita adalah militansi dan idealismenya. Pasalnya, militansi yang melekat dalam diri pemuda adalah modal penting dalam setiap perjuangan, sementara idealisme yang melekat dalam diri pemuda adalah bangunan kokoh yang menjadikan setiap perjuangan mereka tidak tergadaikan. Walhasil, dengan modal itu, pemuda merupakan agent yang tepat untuk merubah peradaban yang keruh menjadi peradaban yang gilang gemilang. Maka tidak aneh, jika masyarakat dari masa ke masa selalu menggantungkan harapannya ke setiap pundak pemuda. Meski demikian, tak selamanya pemuda seheroik seperti yang digambarkan. Akibat demokrasi-kapitalisme yang diterapkan hari ini, potensi pemuda tidak sepenuhnya terlihat. Pemuda yang digadang-gadang sebagai agent perubahan kini diam membisu, tidak ada lagi militansi yang gigih, idealisme mereka hilang tergadaikan, semangat juang mereka kini tak lagi membara. Justru ironisnya, mereka terbuai dalam jebakan para kapitalis yang sejatinya menjadikan mereka komoditas penghasil rupiah. Lihat saja, mereka berduyun-duyun antri di berbagai audisi pencari bakat dan kecantikan. Tidak cukup sampai di situ, nilai-nilai liberalisme yang diajarkan demokrasi-kapitalisme bukan hanya telah mengebiri militansi dan idealisme pemuda. Namun pada gilirannya menjadikan pemuda sebagai sosok individualis, apatis, bahkan hedonis. Terlebih menjadikan pemuda sebagai pengusung dan penyembah kebebasan, bukan lagi pengusung perubahan. Pada saat itulah pemuda keluar dari rotasi fitrahnya. Pemuda yang semula sebagai harapan masyarakat telah berubah menjadi parasit masyarakat. Tentu tidak semua pemuda digeneralisasikan demikian. Masih ada pemuda yang memegang teguh militansi dan idealismenya. Lihat saja, ketika hak-hak rakyat diabaikan oleh pemerintah, mereka turun ke jalanan untuk menuntut hak rakyat. Ketika para koruptor bercokol di pemerintahan, mereka menagih pemberantasan. Ketika kemiskinan menjangkiti rakyat, mereka menutut kesejahteraan sosial, ketika sumber daya alam diserahkan kepada asing, mereka menuntut nasionalisasi sumber daya alam, dan lain sebagainya; baik dalam masalah ekonomi, sosial, moral, hukum, maupun pemerintahan, mereka selalu turun ke jalanan demi meneriakan perubahan dan perbaikan. Hanya saja semua itu tidak cukup ketika mereka masih mengandalkan demokrasi sebagai jalan perubahan. Alasannya, selain demokrasi tak akan pernah membawa ke arah perubahan yang hakiki, demokrasi juga sistem kufur yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam. Bertentangan karena demokrasi menempatkan kedaulatan di tangan rakyat (manusia) yang kemampuan akalnya terbatas, padahal Islam telah mengatakan kedaulatan atau hak membuat hukum berada di tangan syaari’, yaitu Allah SWT. Selain itu, demokrasi adalah sistem rusak dan merusak. Demokrasi rusak karena pilar utamanya adalah https://m.facebook.com/notes/prisna-defauzi/wahai-pemuda-demokrasi-bukan-jalan-perubahan-kita/386762771427419

1/4

06/10/13

Wahai Pemuda, Demokrasi Bukan Jalan Perubahan Kita!

kebebasan. Kebebasan inilah yang kemudian menyebabkan berbagai kerusakan dalam segala bidang; mulai dari moral, ekonomi, sosial, hukum, hingga pemerintahan. Jadi sebenarnya, teriakan perubahan pemuda untuk penentasan kemiskinan, ketidakadilan hukum, pemberantasan korupsi, kedaulatan ekonomi, pemenuhan hak-hak rakyat, dan lain sebagainya adalah akibat diterapkannya demokrasi-kapitalisme itu sendiri. Inilah bukti nyata demokrasi tidak layak dijadikan jalan perubahan. Jalan perubahan tambal sulam demokrasi hanya akan mengokohkan kerusakan sehingga terus menerus menghina-dinakan manusia karena mengenyampingkan aturan Allah SWT Sang Pencipta manusia; padahal yang lebih mengetahui kemaslahatan bagi manusia adalah Allah SWT. Dengan demikian perlu dipahami bahwa kerusakan yang terjadi tidak lain akibat diterapkannya demokrasikapitalisme. Sehingga mana mungkin, kerusakan akibat diterapkannya demokrasi-kapitalisme dapat dituntaskan dengan jalan demokrasi-kapitalisme juga. Sementara kerusakan akibat diterapkannya demokrasi-kapitalisme merupakan kerusakan sistemik. Maka selanjutnya arah perubahan yang semestinya didengungkan pemuda adalah perubahan sistemik. Dan perubahan sistemik yang semestinya ditawarkan adalah sistem Islam yang disebut Daulah Khilafah Islamiyyah. Alasannya, selain Khilafah adalah kewajiban dan janji Allah SWT, Khilafah juga secara historis telah mengantarkan ummat Islam menjadi ummat terbaik dan mengantarkannya kepada puncak peradaban, sampai-sampai Barat pun berkiblat kepadanya. Lebih lagi, Khilafah merupakan satu-satunya sistem pemerintahan yang mampu mensinergikan berbagai komponen sistem yang ada; seperti hukum, pemerintahan, ekonomi, pertahanan dan keamanan, dan lain sebagainya tanpa ada distorsi satu sama lain. Maka tidak ada pilihan lain bagi pemuda kecuali bergabung dalam barisan dakwah pengusung Daulah Khilafah Islamiyyah. Karena sesungguhnya inilah jalan yang benar. Inilah jalan perubahan hakiki yang mengantarkan kita kepada kemuliaan. Berdirilah di garda terdepan! Campakkan demokrasi! Katakanlah! Jalan perubahan kita bukan demokrasi. Jalan perubahan kita adalah jalan Islam. Dan perjuangan ini adalah untuk Islam. Hanya untuk Allah. [PD] Penulis adalah KaDiv. Media dan Humas LSPI (Lembaga Studi Politik Islam) UIN SGD Bandung

https://m.facebook.com/notes/prisna-defauzi/wahai-pemuda-demokrasi-bukan-jalan-perubahan-kita/386762771427419

2/4

06/10/13

Wahai Pemuda, Demokrasi Bukan Jalan Perubahan Kita!

Dalam catatan ini: Syaroful Anam, Syam Hade, Ridho Muhammad Al-Fatih, Riani KD, Bandung Emerging https://m.facebook.com/notes/prisna-defauzi/wahai-pemuda-demokrasi-bukan-jalan-perubahan-kita/386762771427419

3/4

06/10/13

Wahai Pemuda, Demokrasi Bukan Jalan Perubahan Kita!

Khilafah, Egy Bennington, Firman Syah Pembebas, Chandra Purna Irawan, Fikah Rifqiah, Habib Maulana, Adam Mohammad Homsyah, Iskandar Ibn Husain, Didi Jumadi Al Banthani, Islamic Intellectual Meeting, Lspi Uinbandung, Putri Damayanti, Ganda Sukmana, Hady Zaidannur El-haque Mubaroq, Farras Al Ghurobaa, Dean Roka Defauzi, Hamzah Fauzi MetaLizone, Dian Wardiana, Agus Suryana, Isty Rahmawatyy, Aminudin van Kucay, Susi Maryam Mulyasari, Erika Kusmayanti, Lunatic Eru, Mizar Setiawan, Aisak Ramdani, Muhammad Ramdlan Fhathulloh, Kholilah, Herawati Hartianti Lestari, Acep Fathin Mulyana, Purwa Alam Dirja, Wildan Sholihan Tunggal Manggala, Owie Nahdhah, Idik Sodikin, Darmawan Al Hayah, Bing Friadi, Ai Nur Anisah, Muhammad Nurullah, Matnah Muharomah, Ferli Septi Irwansyah, Rohman Ichwani, Dhani Kusumawardana, Fikri AL-Aziz, Ipank Fatin A dan Reza Al-Mumtaz Hari ini jam 22:37 · Laporkan

2 orang menyukai ini. Tulis komentar... [ ↑ ] Paling Atas Cari Bahasa Indonesia · English (US) · Español · Lainnya… Bantuan · Pengaturan & Privasi · Ketentuan & Kebijakan · Laporkan Masalah Keluar (Faisal Rizky) GRATIS! Stiker Unyu Merdeka di Facebook Java Aplikasi dan Facebook Messenger Android. Klik disini

https://m.facebook.com/notes/prisna-defauzi/wahai-pemuda-demokrasi-bukan-jalan-perubahan-kita/386762771427419

4/4