Belajar Cintai Budaya Sendiri
* The preview only display some random pages of manuals. You can download
full content via the form below.
The preview is being generated... Please wait a
moment!
- Submitted by: MayaLestariBanjarnahor
- File size: 277.1 KB
- File
type: application/pdf
- Words: 1,108
- Pages: 4
Report / DMCA this file
Add to bookmark
Description
“Belajar Cintai Budaya Sendiri” Jati diri yang mempersatukan orang Batak adalah bahasanya dan budayanya. Orang Batak dikenal memiliki sifat optimistis, tegas, tulus, dan periang, tetapi saat ini keragaman budaya Batak memang sudah jarang dilihat oleh banyak pemuda, termasuk orang batak itu sendiri. Disuatu hari saat mereka sedang berkumpul dan nongkrong bareng. Tiba-tiba Imelda kepikiran akan suatu hal dan memulai pembicaraan mengenai budaya Batak. Karena meskipun mereka orang batak tak pernah sedikitpun merke pernah membicarakan akan Adat Batak dan lebih suka membicarakan kebiasaan anak-anak jaman now atau yang disebut nak hitss :D . Imelda : “Eh, aku mau nanya nih.” Ester : “Nanya apaan” sambil sibuk membaca buku Imelda : “Menurut kamu budaya batak itu penting gak sih?” Bertanya pada temen-temennya Ester : “penting dong” jawabnya sambil cuek dan melihat buku yang dibacanya Imelda : “kalau menurut kamu gimana Claudia?” Claudia : “hmm, menurut aku budaya batak penting tapi gak juga sih, hehe” Imelda : “loohhh? Kenapa kamu bisa jawab gitu? Claudia : “enggak apa-apa sih, cuma kepikiran gitu aja. Haha” Ester : “yah, jangan asal jawab gitu dong” Gabriel : “iya tau tuh Claudia asal jawab gitu” jawabnya cetus kemudian tiba-tiba Julio dan Sogun ikut meramaikan Julio
: “penting dong penting”
Sogun : “setengah setengah deh kan lebih banyak budaya yang modern” Ester : “Haha aku setuju sogun, lebih enak jadi anak kinian yah” Sambil tertawa Claudia : “emangnya dengan kalian melupakan budaya batak kalian bisa menjadi anak yang kekinian gitu?” Sogun : “ya gak gitu juga sih,” jawab Sogun sambil membuang muka Gabriel : “gak gitu gimana? Jelasin dong, gak cuma ngomong tapi kasih alasan yang jelas” Ester : “ya setidaknya kita bisa selangkah lebih maju gitu dengan melihat budaya luar” Julio : “selangkah lebih maju? Ke hal negative gitu? Astaga” tanggapan Julio sinis Ester : “kenapa ngomong gitu? Gak suka?” Tanya Ester dengan tegas Sogun : “terserah kamu deh!!” Imelda : “kenapa jadi beradu mulut tanpa alasan yang jelas sih?” Imelda merasa tampak kesal dengan ucapan-ucapan saat itu
Seketika hening saat Imelda berbicara seperti itu, Claudia dan Gabriel beranjak pergi karena mulai kesal. Namun tapi tak lama kemudian datang Afri dan Tasya Afri : “ini ada apa?” tiba-tiba bertanya Tasya : “sepertinya mereka bertengkar ya. Hahaha . . . ” Imelda : “ini loh, tadi aku nanya pentingnya budaya batak” Afri : “nah terus kenapa?” bertanya heran Julio : “iya ada yang berpendapat budaya batak itu gak penting dan lebih penting budaya luar” Tasya : “siapa yang bilang gitu?” Ester : “aku, ya aku bilang gitu karena emang kenyataannya seperti itu” sambil mengucapkan dengan nada cuek Sogun : “i. . . yaaa sih dan kita bilang gitu karena menurut kita budaya luar lebih disukai banyak orang dibandingkan dengan budaya batak” menjawab gugup Julio
: “seharusnya kalian jangan ngomong gitu dong”
Afri
: “oh gitu, emang benar sih budaya luar lebih disukai banyak orang, tetapi sebagai orang batak sebaiknya bisa melestarikan kebudayaan batak” Jawabnya dengan nada membanggakan budaya batak
Tasya : “bener tuh, dan kalian juga gak usah berantem kaya gitu, kita sebagai orang batak harus marsihaposan, marsiurupan dan marsitangiangan” Imelda : “nah, bisa jelasin gak Tasya arti kata-kata itu tuh gimana. Aku gak paham artinya?” Tasya : “menurut sepengetahuan aku sih artinya harus saling mempercayai, saling membantu dan saling mendoakan satu sama lainnya agar tercipta kekeluargaan yang damai” Afri : “bagaimana teman-teman?” Ester : “bagaimana apanya?” Tasya : “iya, jadi meski kita mempunyai pendapat yang berbeda tapi kita harus tetap menjaga etika dalam berbicara” Sogun : “iya, kita minta maaf udah ngomong seperti itu” Ester : “aku juga minta maaf ya temen-temen”
Setelah suasana yang awalnya panas, kini mereka pulang ketempat mereka masing-masing. Keesokan harinya mereka berkumpul kembali dan duduk bersamaan sambil masih memikirkan hal-hal penting yang harus mereka ketahui tentang budaya budaya. Tiba-tiba Patricia dan Michael datang
Patricia : “hai guys, lagi pada ngapain nih?” Tanya Patricia tiba-tiba Michael : “berdiam diri, merenung, bagai punduk merindukan bulan, haha” (ejeknya sambil ikut duduk dan tertawa terbahak-bahak) Tasya : “eh kalian, darimana aja?” Patricia : “kita tadi liat pengumuman di madding” menunjuk mading Imelda : “oh iya? Pengumuman apa?” (Tanya A penasaran) Michael : “Ada pengumuman lomba tor-tor loh” Ester : “kapan kapan kapan?” bertanya penasaran Patricia : “sabar dulu. Jadi gini, lombanya minggu depan, mau ikutan?” Sogun: “yu hayu kita ikutan, menarik juga kayaknya ” Imelda : “ide bagus tuh, biar kita bisa lebih mengenal budaya batak” Tasya : “bener ya kita ikutan, siapa aja nih?” Ester : “ya siapa aja deh yang siap, yang penting kita ikut berpartisipasi” Sogun : “ajakin Claudia dan Gabriel juga yah” Tiba-tiba Claudia dan Gabriel lewat di depan mereka… Michael : “eh Claudia, Gabriel sini deh. Kita mau ikutan lomba tor-tor buat minggu depan, kalian mau ikutan gak?” Claudia : “hemmm . . . . . boleh juga. Iya aku mau deh” Gabriel : “aku juga mau ikutan” Imelda : “oke nanti pulang sekolah kita latihan dulu yah, biar bisa kompak” Jelas Imelda sambil ketawa Michael : “olo eta-eta” (logat batak) Gabriel : “coba kita tor-tor bareng” Patricia : “oke” (mereka mulai tor-tor) Michael : “nah mudah-mudahan aja kita bisa jadi pemenang dalam lomba tor-tor minggu depan” Claudia : “Amin, selain menang, kita juga bisa belajar melestarikan kebudayaan batak” Patricia : “ya meski belum bagus banget, tetapi yang penting usaha” Afri
: “dan ada kemauan deh”
Michael : “iya benar banget”
Hari H lomba tor-tor telah tiba, dan mereka sudah bersiap-siap untuk tampil. Mari kita saksikan penampilan mereka!! (OPERATOR MEMUTAR MUSIK TOR-TOR DAN PEMERAN MULAI TOR-TOR NYA) Kemudian setelah mereka tor-tor, juri memberikan komentar tentang tor-tor mereka
Juri 1 (Samuel Siahaan) : Kalau aku sih Yess Juri 2 (Cristin) : Kalau menurut ku hemmmm “ GOOD JOB!!” Semuanya : (mereka berteriak dengan senang) Yeeey, kita berhasil !!
Lomba telah usai, keesokan harinya mereka berkumpul dan berbincang-bincang mengenai lomba mereka Imelda : Menurut kalian gimana kegiatan kemarin? Claudia : Semua penampilan memang menarik, apalagi yang dilombakan khusus tor-tor dan ini merupakan penampilan perdana kita membawakan tor-tor Gabriel : “iya, ternyata tor-tor itu menyenangkan” Julio
: “iya betul sekali, apalagi mamereng pangeol ni boru batak i, pasudahon rohakki. (becanda ketawa)
Afri
: kau ada2 aja, berarti sekarang kita harus bangga dan melestarikan akan budaya batak”
Michael : “bener jadi kita gak boleh malu jadi orang batak. HORAS!!” Semua pemeran : HORAS!!!
Kita sebagai generasi penerus bangsa ini harus bisa mencintai dan melestarikan kebudayaan sendiri, karena jika bukan kita siapa lagi yang akan melestarikannya, tak salah dengan adanya budaya luar di benak kita namun budaya sendiri harus kita pastikan ada di dalam hati kita dan wajib kita lestarikan. Sekian dari kami terimakasih (Operator memutar musik “Simbolon kids” berjudul “Jangan malu jadi orang batak”)