Penyakit-penyakit Laring

* The preview only display some random pages of manuals. You can download full content via the form below.

The preview is being generated... Please wait a moment!
  • Submitted by:
  • File size: 2.2 MB
  • File type: application/pdf
  • Words: 1,373
  • Pages: 51
Report / DMCA this file Add to bookmark

Description

Penyakit-penyakit Laring Olivia Wirawan (0815035) Periode 27 Mei-22 Juni 2012 Pembimbing: dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL Bagian Ilmu Penyakit THT RS Immanuel Bandung 2013

Anatomi Laring

Title and content layout with chart

Fisiologi Laring

Fisiologi Laring • Proteksi • Mencegah makanan dan benda

asing masuk ke dalam trakea (menutup aditus laring dan rima glotis).

• Batuk • Mengeluarkan benda asing yang

telah masuk ke dalam trakea. • Respirasi

Fonasi

Pemeriksaan • Laringoskop indirek • Laringoskop direk • Rigid laryngoscope • Flexible fiberoptic laryngoscope

• Stroboskop • menilai gerakan pita suara

• Analisa suara • Pemeriksaan struktur laring • X-ray, MRI, CT scan

Laringoskopi Indirek

Laryngoskop direk

Laryngoskop direk

(rigid)

(flexible)

Kelainan Laring

Kelainan Kongenital Supraglottic

Glottic

Subglottic

Laryngomalacia

Vocal cord paralysis

Cong. Subglottic stenosis

Ductal retention cyst

Web and atresia

Subglottic hemangioma

Cystic hygroma

Interarytenoid web

Web & atresia

Bifid epiglottis

Posterior laryngeal cleft

Cysts

Saccular cyst

Cri-du-chat syndrome Anterior laryngeal cleft

Laringomalasia • Kelainan kongenital paling sering (60%); pria > wanita (2:1) • Gejala : – Stridor – Retraksi suprastrenal/epigastrium/ interkostal/supraklavicula – Tidak ada gangguan menelan – Suara tangisan normal – Pertumbuhan normal

• D/ : – Flexible fiberoptic laryngoscope

Laring Normal

• Laringomalasia – Epiglottis • Tubuler • Kolaps menutupi rima glotis saat inspirasi – Plika ariepiglotika memendek – Plika ariepiglotika kolaps

• Self-limiting (6 – 18 bulan) • Th/ : – Observasi dan follow up – Bila sumbatan berat • Intubasi endotrakea • Supraglottoplasty

Supraglottoplasty

Stenosis Subglotik • Tipe: – Membranosa – Kartilaginosa – Campuran • Gejala: – Stridor – Dispnea – Retraksi suprasternal, epigastrium, interkostal, subklavukla – Suara tangis normal

Myer-Cotton grading system for subglottic stenosis



D/: – Foto polos kepala dan leher – Flexible laryngoscope • Th/: – Trakeostomi – Tergantung penyebabnya • Dilatasi dan/atau laser CO2 (kelainan jaringan mukosa) • Operatif (kelainan bentuk cartilago) – Tergantung derajatnya: • Grade I – II: laser CO2 atau insisi dengan dilatasi • Grade III –IV: operatif – Cricotracheal resection

trakeostomi

Laryngeal web • Predileksi:

– Supraglotis (12%) – Glotis (75%) – Subglotis (13%)

• Gejala

– Suara tangis yang lemah saat lahir – Gejala obstruksi nafas

• D/:

– Laringoskopi

• Th/: – Bila ada gejala obstruksi laring  – Incisi dan dilatasi – Trakeostomi bila obstruksi >75%

Laryngocele • Dilatasi atau herniasi dari sacculus laryngis • Ada hubungan dengan lumen laring • Isi: – udara / mukus

• Etiologi – Kongenital – Nonkongenital: • ↑ tekanan transglotik, contoh pemain terompet • Karsinoma laring

• Tipe: – Internal- dilatasi ke arah plika ariepiglotika – Eksternal- menonjol ke arah membran tirohioid – Kombinasi- Eksternal + internal

Saccular Cyst • Kista kongenital dari laring • Tidak ada hubungan dengan lumen laring • Isi: mukus (tidak ada udara) • Kegagalan perkembangan untuk mempertahankan patensi orifisium sakular.

• 2 tipe: – Anterior saccular cyst- menonjol ke dalam ventrikel – Lateral saccular cyst- memanjang ke dalam plika ariepiglotika dan plika vestibularis

Laryngocele & Saccular Cyst • Gejala Klinis

• Diagnosis

• Suara serak • Dyspnea • Suara tangis lemah/afonia • Penonjolan pada leher

• Flexible & rigid laryngoscopy • Soft tissue neck X-ray • Saccular cyst  aspirasi untuk konfirmasi diagnostik

• Th/: – Eksisi endoskopik – Pembedahan bila terjadi rekurensi • Incisi membran tirohioid • Hati-hati: N. laryngeus superior – Intubasi bila terdapat pada kedua sisi – Saccular cyst • Aspirasi atau laser CO2

Laryngeal or laryngo-tracheoesophageal cleft • Pembentukan septum trakeoesofageal yang tidak sempurna • Adanya hubungan antara laring posterior dengan esofagus • Gejala : – – – – –

Sianosis Respiratory distress Pneumonia berulang Suara tangis berubah Stridor inspiratoar

• D/: – Foto polos thoraks : pneumonia – Direct laryngoscopy

• Th/: • Swallowing therapy untuk mencegah aspirasi • Operatif

Atresia Laring • • • •

Tidak terdapatnya lumen pada laring Akibat kegagalan rekanalisasi yang berat Jarang Klasifikasi – Atresia supraglotik – Atresia glotik – Atresia infraglotik

• Th/ : – Trakeostomi – Cricotirotomi

Epiglotis bifida • Epiglotis terbagi 2 sama besar & flaccid  prolaps • Jarang • D/: – Laryngoscopy

• Th/ : – Amputasi bagian flaccid

Infeksi • • • •

Laringitis akut Laringitis kronis Croup (laryngotracheobronchitis) Epiglotitis

Laringitis Akut • Peradangan akut dari laring, biasanya merupakan kelanjutan rinofaringitis • Etiologi: – Vocal abuse – Inhalan – Infeksi • • • •

Influenza virus Adenovirus Streptococcus Diphteri

• Gejala: – Gejala umum • Demam, malaise

– Gejala lokal • • • •

Suara parau Nyeri berbicara/menelan Gejala sumbatan laring Batuk kering berdahak kental

• Pemeriksaan: laringoskop indirek – Mukosa laring hiperemis, membengkak, terutama di atas dan bawah pita suara.

• Th/: – Istirahat berbicara dan bersuara selama 2- 3 hari – Hindari iritasi pada faring dan laring – Antibiotika – Pipa endotrakea/trakeostomi bila ada sumbatan jalan nafas.

Laringitis kronis • Merupakan radang kronis laring (>3 minggu) • E/ : – Infeksi kronis • • • •

Siphilis Lepra Mikotik TBC

(stadium sekunder/tertier)

– Sinusitis kronis, polip hidung, bronkitis kronis

• Gejala – suara serak – tersangkut di tenggorokan, – mendehem tanpa sekret  mukosa menebal

• Pemeriksaan – mukosa menebal, permukaan tidak rata, hiperemis

• Th/: – vocal rest – mengobati peradangan di hidung,faring serta bronkus.

Laringitis TBC • Akibat TB paru • Seringkali setelah pengobatan, TB paru sembuh tetapi laringitis TBC menetap – karena struktus mukosa laring yang sangat lekat pada kartilago serta vaskularisasi tidak sebaik paru.

Gejala: • Kering, panas, tertekan di laring, • Serak  afoni • Hemoptisis • odinofagia • Paru (ro & klinis) proses aktif

Laringitis TB: •TB extra paru •Terapi: •OAT primer ( RHZES) dan sekunder ( Exionamid, paraaminosalisilat, sikloserin amikasin, kapreomisisn, kanamisin) •Pada laringitis Tb dengan obstruksi jalan napas  trakeostomi •analgetik •Mengistirahatkan pita suara

Straboskop:

Croup (laryngotracheobronchitis) • • • • •

Peradangan pada laring, trachea, dan bronchus. Terutama melibatkan subglotis E/: Parainfluenza 1-3 Insidensi: anak usia 1 – 5 tahun Gejala : – – – –

Stridor Demam Barking cough Disfagia

• Pemeriksaan: foto polos “steeple sign” • Th/: – Antibiotik – Steroid – Tracheostomy  R : 40 x/mnt, N : > 160x/mnt, gelisah >>, retraksi >>>

Epiglotitis • Etiologi: H.influenza tipe B • Insidensi: 2-4 thn, • Gejala: – Onset cepat: 2 – 6 jam: demam, nyeri tenggorokan, suara teredam, stridor inspirasi. – Masih dapat duduk tegak, tampak sakit. • Pemeriksaan: – Pemeriksaan epiglotis tidak direkomendasikan  memicu laringospasme – Foto polos leher  Th/ : Antibiotik dan intubasi

Laringitis akut

Croup

Epiglotitis

Umur

Semua umur

1-8 th

3-6 th

Onset

Bertahap

Bertahap (setelah common cold)

Cepat

Viral

Bakteri (2°)

H.Influenza

Suhu

< 39° C

< 38° C

< 39° C

Suara

Serak

Serak

N

Sikap badan

Biasa

Berbaring

Duduk

Suportif

AB Intubasi (jarang)

AB Intubasi

(-)

(+)

(+)

Etiologi

Th/

Monitoring

Trauma

E: •Tekanan benda tajam pada laring, hioid, trakea bagian atas •Hantaman keras Dapat timbul obstruksi jalan napas Fraktur laring sering disertai cedera vertebra servikalis

• • • •

Stridor (+) Disfoni/afonia Emfisema subkutis hemoptisis,

ABC Ro thorax + cervikal Th/: cedera kartilago laringea dilakukan tindakan sesegera mungkin reposisi terbuka

Fraktur Laring

Trauma Intubasi

Therapi: operasi menggunakan laser CO2

Paralisis Pita Suara • Terganggunya pergerakan pita suara karena disfungsi saraf ke otot-otot laring. • Merupakan gejala (bukan diagnosis) • Kongenital atau didapat.

• Kongenital

• Didapat

• Etiologi :

• Penyebab:

– Belum diketahui pasti – Diduga kelainan batang otak atau trauma kepala pada proses persalinan

• Gejala tersering: stridor

– Keganasan paru, esofagus, atau tiroid – Tindakan pembedahan – Trauma leher atau kepala – Penyakit kardiovaskuler dan cerebrovaskuler

• Gejala: – Stridor – Suara parau – Kesulitan menelan

• Pemeriksaan

• Therapi:

• Laringoskop • LEMG (laryngeal electromyography) untuk mengukur arus listrik pada otot laring • Videostroboscopy • Pem.lain: foto thoraks, MRI

• Terapi suara • Bedah pita suara

Steeple sign (puncak gereja) : gambaran berbentuk V dengan ujung runcing,bayangan udara yg terlihat pd laring , pada anak dg croup  kehilangan lateral convexities of the air column dan karena oedem trachea sub glotis dan inflmasi jaringan lunak

Paralisis pita suara lebih sering pada sebelah kiri  nervus laringeus rekuren sisi kiri lebih panjang  sampai pada aorta sedangkan sisi kanan hanya sampai a. subclavia

Perbedaan laryngocele & Saccular Cyst Laryngocele: -Dilatasi sacculus laryngis -Ada hubungan dg lumen laring -dewasa - isi: udara

Saccular Cyst: -Tidak ada hubungan dengan lumen laring -Anak -Isi: mukus