Pertemuan VII FTS Steril
* The preview only display some random pages of manuals. You can download
full content via the form below.
The preview is being generated... Please wait a
moment!
- Submitted by: Dwi Nugraheni
- File size: 943.7 KB
- File
type: application/pdf
- Words: 1,188
- Pages: 25
Report / DMCA this file
Add to bookmark
Description
FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL (F4700/200) PENGAMPU : IMELDA V. IMANG, S.Si.,Apt.
PERHITUNGAN TONISITAS
TONISITAS • Tonisitas menggambarkan tekanan osmose yang diberikan oleh suatu larutan (zat padat yang terlarut di dalamnya) • Suatu larutan dapat bersifat isotonis, hipotonis, atau hipertonis • Bahan pembantu mengatur tonisitas adalah NaCl 0,9 %, Glukosa, Sukrosa, KNO3, NaNo3
PERHITUNGAN TONISITAS Metode Krioskopik (Penurunan Titik Beku)
Metode Ekivalen NaCl Metode Liso
Metode White-Vincent Metode Sprowls
METODE KRIOSKOPIK (PENURUNAN TITIK BEKU) Suatu larutan dinyatakan isotonik dengan serum atau cairan mata, jika membeku pada
suhu -0,520 C. Untuk memperoleh larutan isotonik dapat ditambahkan NaCl atau zat lain yang cocok yang dapat dihitung dengan rumus : Rumus-1 : W =
• W adalah jumlah (gram) bahan pembantu isotonis dalam 100 mL larutan (1 % b/v) • 0,52 adalah titik beku cairan tubuh ( -0,520 ) • a adalah penurunan titik beku air yang disebabkan oleh zat terlarut , merupakan hasil kali penurunan titik beku 1% zat dan konsentrasinya • B adalah penurunan titik beku air yang disebabkan oleh 1 % zat pengisotonis
CONTOH SOAL • Berapa banyak NaCl yang diperlukan agar 100 ml larutan apomorfin
HCl 1% isotonis dengan serum darah? Diketahui PTB apomorfin 0,08o, PTB 1% NaCl 0,58o • Jawab : 0,52o-0,08o = 0,44o Untuk mendapatkan PTB 0,440 diperlukan NaCl sebanyak : X = 0,76 %
R/
Methadon HCL 10 mg
CONTOH SOAL
mf. Isot. C. NaCl ad. 10 ml a = 0,101
(PTB Methadon HCl)
b = 0,576
(PTB. NaCl)
Maka NaCl yang diperlukan supaya larutan isotonis adalah .. • C Methadon HCL = 10 mg/10 ml
0,100 gram/
100 ml
0,1% b/v
W = 0,52 – a/ b Agar isotonis, maka W = 0,52 - 0,1 x 0,101 / 0,576 • W = 0,885243
• Jadi bobot NaCl yang masih diperlukan untuk tiap 100 cc = 0,885243 gram, maka untuk 10 cc , bobot NaCl yang masih diperlukan adalah = 0,0885243 gram ≈ 0,088 gram
METODE EKIVALENSI NACL • Yang dimaksud dengan ekivalen dari NaCl ( E ) adalah sekian gram NaCl yang memberikan efek osmose yang sama dengan 1 gram dari suatu zat terlarut tertentu.
• Jika E Efedrin HCl = 0,28 ; berarti tiap 1 gram Efedrin HCl 0,28 gram NaCl. • Jadi dapat dianalogikan sebagai berikut : Ex = a
; artinya tiap 1 gram zat X ~ a gram NaCl
Ex = E
; artinya tiap 1 gram zat X ~
• Harga E zat dilihat dari Pustaka (farmakope)
E gram NaCl
CONTOH SOAL • Suatu larutan mengandung 1,0 gram efedrin sulfat dalam 100 ml.
Berapa banyak NaCl yang ditambahkan agar larutan isotonis? Jika diketahui E efedrin sulfat 0,23. • Jawab: Kesetaraan efedrin sulfat dengan NaCl = 1,0 g x 0,23 = 0,23 gram, Untuk memperoleh larutan isotonis diperlukan 0,9 gram NaCl,
jadi masih diperlukan tambahan NaCl sebanyak (0,9 – 0,23 = 0,67 gram)
METODE LISO • ΔTf = Liso berlaku bila tidak ada data pada tabel penurunan titik beku. • ΔTf = Liso x C dalam mol (
)
• Tahapan perhitungan 1. Cari BM 2. Tentukan jenis isotoniknya berdasarkan struktur kimianya 3. Cari harga Liso 4. Cari penurunan titik beku 5. Hitung selisih penurunan titik beku 6. Hitung kekurangan tonisitas
METODE LISO
HARGA TETAPAN LISO = NON ELEKTROLIT = 1,86; ELEKTROLIT LEMAH = 2 ; ELEKTROLIT UNIVALEN 3,4; ELEKTROLIT UNIDIVALEN 3,4 • Contoh pilokarpin nitrat 1 % @10 mL • BM 272, harga Liso 3,7 isotonis univalen • ΔTf = Liso x C dalam mol (
)
• ΔTf = 3,7 x (0,1 x100) : (272 x10) = 0,14 • Selisih penurunan ΔTf = 0,52-0,14 = 0,38 • Nacl yang ditambahkan 0,38/0,576x 1% = 0,66% • Larutan 10 mL memerlukan 0,66 % x 10 = 0,066 g
METODE WHITE-VINCENT • Perhitungan tonisistas ini melibatkan penambahan air dalam larutan obat agar
diperoleh larutan isotonis dan kemudian dilakukan penambahan larutan pengencer isotonis sampai volume yang dikehendaki • Digunakan rumus : V = w x E x 111,1
• Dengan V= volume dalam mL w = berat dalam gram E = ekivalensi NaCl Nilai 111,11 merepresentasikan volume larutan isotonis dalam mL yang diperoleh dengan melarutkan 1 g NaCl dalam air (rasio 100/0,9). Jadi, dengan melarutkan berat per gram obat di dalam V mL air akan dihasilkan larutan isotonik yang selanjutnya dapat diencerkan dengan larutan isotonik, seperti larutan 0,9% NaCl atau larutan isotonik dekstrosa untuk melengkapkan volume.
CONTOH SOAL(1) • Akan dibuat 30 mL larutan prokain hidroklorida 1% yang isotonis dengan cairan tubuh. E prokain hidroklorida = 0,21. Berapa volume larutan NaCl yang perlu ditambahkan? • Jawab: w = 1% x 30 mL = 0,3 gram V = w x E x 111,1 = 0,3 gram x 0,21 x 111,1 = 7 mL Jadi obat dicampur dengan air hingga 7 mL, kemudian ditambahkan larutan isotonik lain hingga 30 mL.
CONTOH SOAL (2) • Contoh : R/
Phenacaine hidroklorida
0,06 gr
Asam borat
0,30 gr
Aqua bidestilata steril ad
100 mL
Maka : V = ( (0,06 x 0,20)+ (0,3 x 0,50)) x 111,1 mL = 18 mL Jadi obat dicampur dengan air sampai 18 mL. Lalu tambah pelarut isotonis sampai 100 mL
METODE SPROWLS • Merupakan pengembangan dari metode White
dan Vincent, dimana w dibuat tetap 0,3, sehingga : V = E x 33,33 mL
LATIHAN 1.
R/ antipirin
0,10
Suatu formula injeksi tiap
Penisilin G potassium
0,20
500
Aqua ad
10 ml
ml
Morfin
HCl
mengandung (BM=375,84
g/mol dan Liso=3,3) 3 gram dan (BM=122,13
Liso=1,9)
Hitung tonisitas dengan metode tersebut di atas!
nicotinamida g/mol
10
dan
Diketahui data untuk beberapa senyawa sebagai berikut
gram. Senyawa
BM
Liso
E
dengan metode tersebut
Antipirin
188,22
1,9
0,17
di atas!
Penisilin G potassium 372,47
3,9
0,18
Hitunglah
tonisitasnya
PERHITUNGAN DAPAR
PERHITUNGAN DAPAR (1) • Kapasitas dapar berhubungan dengan jumlah bahan yang mungkin ditambahkan ke dalam larutan tanpa menyebabkan perubahan aktivitas ion yang berarti.
• Didefinisikan sebagai perbandingan asam atau basa yang ditambahkan (dalam gram ekuivalen per liter) untuk mengubah pH (dalam satuan pH) (FI IV Hal 1209). • Kapasitas dapar larutan peyangga adalah ukuran kemampuan dari larutan tersebut
dalam mempertahankan pH pada penambahan sejumlah kecil asam atau basa. • Jika sebuah larutan memiliki kapasitas dapar sebesar 1, maka 1 L larutan tersebut membutuhkan 1 gram ekivalen asam atau basa kuat untuk merubah 1 unit pH. Sediaan oftalmik dan parenteral umumnya memiliki kapasitas dapar berkisar 0,01 – 0,1 (USP 36, PHARMACEUTICAL CALCULATIONS IN PRESCRIPTION COMPOUNDING)
PERHITUNGAN DAPAR (2) • Penyangga yang digunakan dalam sistem fisiologis secara hati-hati dipilih agar tidak mengganggu aktivitas farmakologi dari obat atau fungsi normal organisme. • Penyangga umum yang digunakan dalam produk parenteral, misalnya, asetat, sitrat, glutamat, dan asam fosfat bersama dengan garamnya. • Larutan penyangga yang disiapkan harus baru. • Kapasitas larutan penyangga adalah ukuran kemampuan larutan untuk bertahan terhadap perubahan pH pada penambahan sejumlah kecil dari asam atau basa kuat. Larutan aqueous memiliki kapasitas penyangga 1 ketika 1 L larutan penyangga membutuhkan 1 gram asam atau basa kuat yang ekivalen dengan perubahan pH sebanyak 1 unit.
PERHITUNGAN DAPAR (3) • Contoh Soal: Penambahan setara 0,01g natrium hidroksida ke dalam 0,25 L larutan penyangga menghasilkan perubahan pH 0,50. Kapasitas penyangga larutan penyangga dapat dihitung sebagai berikut: